000 | 01443nam a22001697a 4500 | ||
---|---|---|---|
001 | 4310 | ||
005 | 20240822145508.0 | ||
008 | 240822b |||||||| |||| 00| 0 eng d | ||
020 | _a9789833892280 | ||
040 | _cBooku | ||
082 | _aMalay TER | ||
100 | _aTere Liye | ||
245 | _aBidadari-bidadari Syurga | ||
520 |
_aBidadari-Bidadari Surga bercerita tentang pengorbanan seorang kakak (Laisa) untuk adik-adiknya (Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta) di Lembah Lahambay agar adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan mereka, meski ia harus bekerja diterik matahari setiap hari, mengolah gula aren setiap jam 4 pagi serta dimalam hari menganyam rotan, meski pada dasarnya keempat adik-adiknya tersebut berasal dari darah yang berbeza dengan dirinya. _bSatu sisi Laisa digambarkan sebagai kakak yang galak dan tegas, mengejar-ngejar adiknya yang bolos sekolah dengan rotan dan ranting kayu. Di sisi lain, kontradiktif dengan fizikalnya yang gempal, gendut, berkulit hitam, wajah yang tidak proporsional ditambah dengan rambut gimbal serta ukuran tubuhnya yang tidak normal, lebih pendek, Laisa sesungguhnya tipikal kakak yang mendukung adik-adiknya, rela mengorbankan diri untuk keselamatan ‘dua anak nakal’ Ikanuri dan Wibisana dari siluman Gunung Kendeng, serta mati-matian mencari ubat bagi menyembuhkan adiknya Yashinta yang diserang demam panas hingga kejang pada suatu malam. |
||
942 |
_2ddc _cBK _n0 |
||
999 |
_c4310 _d4310 |